Pojokkiri.com

PANCASILA KUNCI DAN PONDASI KERUKUNAN

Malang, Pojok Kiri – Pancasila sebagai kunci dan pondasi kerukunan bangsa harus mekandasi kehidupan dan kegiatan yang dilakukan masyarakat, dari pengalaman terdahulu atau sejarah, filsafat, dasar hukum, dan realitas masyarakat di linkungan bersosiialisasi. Pancasila sudah menjadi acuan masyarakat sebagai ideologi bangsa.

Pancasila pemersatu semua suku, agama, ras, antargolongan (SARA) tanpa membeda-bedakan hak asasi suatu kelompok tertentu. Pancasila adalah milik semua, tidak hanya pemerintah atau masyarakat semua berpedoman kepada pancasila, dan semua wajib memahami dan mengamalkan di setiap sila-sila pancasila. Hal ini akan menjadi lebih baik jika diterapkan kepada generasi bangsa sejak dini, agar mereka mempunyai jiwa dan sikap cinta tanah air dan dapat diterapkan di lingkungan sekitar mereka hingga mereka dewasa nanti agar Indonesia tetap satu dan aman karena para masyarakatnya sangat menjaga dan mencintai bangsa Indonesia.

Dari pengalaman saya sejak menempuh pendidikan sudah diterapkan sikap cinta tanah air tersebut, seperti saat saya duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) terdapat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKN) yang mana dalam pelajaran tersebut siswa diwajibkan menghafal semua sila pancasila, begitupun makna dari masing-masing sila pancasila tersebut juga diajarkan oleh Ibu guru secara baik dan terperinci,  selain itu siswa juga banyak diajarkan lagu-lagu nasional kebangsaan Indonesia.

Begitupun saat saya duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA) disekolah saya setiap hari saat pukul 08.00 WIB, selalu diputar lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan setiap lagi tersebut diputar seluruh warga sekolah wajib untuk berhenti dari semua aktivitas yang mereka lakukan untuk menyanyikan bersama-sama lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Hal ini sangatlah bagus untuk diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia agar menumbukan rasa cinta tanah air dan mengahargai perjuangan para pahlawan yang telah memperjuangkan Indonesia. Hal-hal kecil seperti yang sudah saya sampaikan akan sangat berdampak besar bagi  generasi penerus bangsa, karena dengan hal-hal tersebut mereka dapat menumbuhkan sikap cinta tanah air sejak dini.

Di era milenial seperti saat ini, pancasila harus dimaknai dan dihayati dengan nilai-nilai lokal yang berhubungan dengan Tuhan, alam, dan manusia. Konsep ini hampir semua agama, suku, dan kelompok yang ada di Nusantara ini menyetujuinya. Hal itu isa digerakkan melalui pemanfaatan media seperti media siber, media sosial, dan layanan pesan (WA,BBM,LIine) yang saat ini sangat laris digunakan oleh generasi milenial dalam hal komunikasi dan juga wahana para kaum muda saat ini.

Tidak dapat disadari bahwa sepanjang sejarah kehidupan manusia, pertikaian adalah hal yanga sulit dihindari. Kerukunan sulit diciptakan lantaran manusia belum menyadari bahwa musuh sesungguhnya adalah dirinya sendiri dan bukan siapa yanga ada di hadapannya. Padahal Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dan istimewa. Namun dengan karunia yang diberikan Tuhan tersebut, ternyata tidak membuat manusai sadar akan posisinya.

Terkadang di era modernisasi tidak serta merta membuat manusia menjunjung tinggi pentingnya kerukunan. Mereka mempunyai pola pikir masing-masing dan berbeda, yang akhirnya sering menimbulkan konflik dan saling bersitegang. Sifat egois, ingin menang sendiri atau bahkan tidak peduli dengan sekelilingnya kerap manghantuai manusai modern saat ini. Sifat individualisme  semakin bayak dimiliki oleh masyarakat saat ini sebaiknya kita hilangkan sifat individualisme tersebuat karena sejatinya kita hdup saling membutuhan satu sama lain, dengan menghilangkan sifat tersebuat juga akan membuat hidup kita nyaman dan rukun.

Seharusnya setiap asyarakat sadar akan makna dari sila ke tiga pancasial yaitu “Persatuan Indonesia” nah makna dari kalimat itu adalah kita sebagai warga negara Indonesia harus menjunjung tinggi persatuan agar Bangsa Indonesia tetap satu. Lalu, apakah kerukunan diantara masyarakat itu sudah tidak dapat diciptakan lagi? Jawabannya kembali kepada manusia itu sendiri. Apabila alam semesta beserta isinya dapat bersinergi secara harmonis, tentunya demikian juga dengan manusia. Ada 4 (empat) hal yang saya pelajari dari artikel-artiel di internet bahwa hal yang harus dijalankan agar kehidupan masyarakat itu dapat rukun dan harmonis. Kerukunan itu dapat diciptakan melalui 4 aspek yaitu, kerukunan dalam berumah tangga, kerukunan dalam beragama, kerukunan dalam bermasyarakat, dan kerukunan dalam berbudaya.

Demikian halnya dalam menciptakan kerukunan beragama. Masyarakat Indonesia memeluk agama yang berbeda, di Indonesia terdapat 6 agama yang secara resmi yaitu Islam, kristen protestan, katolik, Hindu, Buddha,dan  kong hu cu. Sudah tentu diperlukan toleransi sesama umat beragama demi meminimalisir pertikaian.  Kita harus saling toleransi misalnya dengan cara menghormati saat mereka beribadah kita tidak boleh mengganggunya, dan saling menjaga keamanan di saat hari raya agama masing-masing. Jika kerukunan antar umat beragama terjalin dengan baik, maka kehidupan dalam masyarakat akan terjalin dengan harmonis. Masyarakat akan merasa aman dan damai hidup di Negara sendiri.

Demi menjaga keutuhan dan kemanan Bangsa Indonesia maka kita harus mengamalkan nilai dari sila-sila pancasila, pertama dimulai dari diri kita masing-masing harus ada kemauan untuk mencintai dan menjaga Bangsa Indonesia, dengan cara-cara yang sudah saya jelaskan diatas. Kunci utama adalah toleransi sesama masyarakat denagn toleransi kita akan hidup damai dengan semua umat. Hal ini menunjukkan bahwa nilai pancasila ampuh dalam pemersatu Bangsa, karena Pancasila adalah kuncu dan pondasi kerukunan.

Elma Putri Eriyana, Universitas Islam Malang

Berita Terkait

Anwar Sadad: Waspadai Neoliberalisme dan Ideologi Transnasional

adminkiri01

URGENSI DARI NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA