Pojokkiri.com

Pantai Kenjeran Sudah Berubah, Tapi di Ken Park Prostitusi Tetap Jalan (1)

Surabaya, Pojok Kiri-Gemerlap malam sungguh sangat indah bila kita bertandang di kawasan pantai Kenjeran Surabaya. Saat ini pantai Kenjeran terus bersolek, ibarat gadis pinggiran yang jarang tersentuh kini menjadi kawasan wisata yang paling populer di kota Surabaya.

Surabaya selama dijabat Walikota Risma kawasan pantai Kenjeran disulap menjadi kawasan wisata. Selain membangun jembatan Surabaya yang menjorok kelaut yang sangat eksotik, juga usai dibangun sebuah taman yang terdapat patung besar logo kota Surabaya, yaitu Sura dan Buaya.

Pokoknya kawasan pantai Kenjeran sudah berubah, tapi perubahan kawasan Pantai Kenjeran ternyata tidak dibarengi dengan perubahan sikap dan tingkah laku masyarakatnya. Kita ketahui di kawasan pantai Kenjeran sudah lama berdiri tempat wisata, yaitu Wisata Kenjeran yang dikelola Pemkot Surabaya dan satu lagi Ken Park yang dikelola pihak swasta. Nah, tempat wisata Ken Park milik Tumbi inilah yang sering kali dibuat tempat prostitusi oleh warga sekitar dan anak-anak muda Surabaya.

Lokasi Ken Park yang luas, dan terdapat ratusan kamar hotel yang disewakan cukup murah, dimanfaatkan sebagai tempat prostitusi para Pekerja Seks Komersial (PSK). Selain itu, juga sebagai tempat jujugan para remaja untuk berbuat mesum dikamar hotel.

Akibatnya, warga sekitar Ken Park prihatin dengan maraknya praktek prostitusi yang ada dilokasi tempat warga berpariwisata tersebut. Ketua RW I Larangan Kecamatan Bulak M Solehan mengatakan, saat ini di pantai ria banyak berseliweran pekerja seks komersial ( PSK ), hal ini yang membuat warga sekitar merasa resah, pasalnya pantai ria merupakan tempat pariwisata keluarga. “Kalau ini tidak diambil tindakan tegas, saya khawatir lama-lama bisa seperti Dolly,” ujarnya saat dihubungi Pojok Kiri Sabtu (5/10/2019).

Solehan menambahkan, modus yang dilakukan oleh para PSK adalah berpura-pura menjadi pelayan warung yang ada disekitar pantai ria Kenjeran, setelah menemukan lelaki hidung belang dan sesuai dengan tarif maka kedua pasangan akan langsung menyalurkan hasrat seksualnya dihotel yang ada dilingkungan pantai ria. “Tarif short time mulai dari 50 ribu hingga 200 ribu sekali kencan,” jelasnya.

Masih menurut Solehan, sebenarnya warga sekitar sudah berkali-kali memperingatkan para pemilik warung agar tidak memperbolehkan warungnya digunakan mangkal oleh para PSK, namun hal itu tidak diindahkan oleh pemilik warung “Saat ini menurut hitungan warga, ada sekitar 20an PSK yang mangkal disitu, ” urainya.

Pemilik hotel di Ken Park, lanjut Solehan juga terkesan memelihara keberadaan prostitusi liar tersebut, pasalnya pihak hotel akan mengalami keuntungan yang besar jika praktek prostitusi tersebut laku keras “Kalau dalam sehari PSK bisa melayani tamu, maka hotel akan menerima 5 kali pembayaran check in, ” terangnya.(Gat/Bersambung)

Berita Terkait

Dari Seks Party Komunitas Gay, Hingga Yang Melacurkan Diri Ada

adminkiri01

Berburu Gadis Belia di Atmosphere Spa, Prostitusi Kelas Atas Paling Hot

adminkiri01

Siang Jadi ‘Ayam Kampus’, Malam Menjelma Jadi Purel Karaoke