Pojokkiri.com

Ekonomi Sulit, Pedagang Pasar Burung Kusuma Bangsa Lamongan Pasrah pada Nasib

Suasana Pasar Burung Lamongan yang sepi. Pedagang burung menduga turunya omset jualannya ini diakibatkan memburuknya perekonomian Indonesia.(zainul lutfi)

Lamongan, Pojok Kiri
Pedagang burung di bagian depan pasar tampak sudah merapikan dagangannya. Terdengar burung perkutut saling bersahutan. Kukkurr.. kukkuuurrr…Meski burung-burung pada berkicau, namun belum ada satu pun pembeli pada Kamis sang ini. Padahal, sejak pagi pedagang burung di Pasar Burung ini sudah buka.

Diakui salah seorang pedagang bernama Rojak, semenjak semua kebutuhan pokok (sembako) naik omzet pedagang turun drastis.

“Semenjak harga sembako naik, omset turun drastis. Dahulu rata-rata Rp 1 juta per hari, kini pemasukan hanya Rp 100 ribu per hari,” jelas Rojak (40), kepada Pojok Kiri di Pasar Burung Burung (PB) Lamongan Jalan Kusuma Bangsa, Kamis (9/10/2019).

Rojak yang berdagang sejak berdirinya Pasar Burung merasakan pahitnya kenaikan sembako. Begitu juga yang dirasakan Pak Yanto. Kakek berusia 60 tahun ini tak berharap banyak penjualan burung perkututnya mampu menghidupinya.

“Saya malah berencana untuk tutup saja,” keluh dia.

Pasar Burung Jalan Kusuma Bangsa merupakan salah satu pusat penjualan burung terbesar di Lamongan. Pasar ini menampung sekitar 32 pedagang burung. Tak banyak yang bisa mereka harapkan. Mereka hanya berharap pemerintah dapat menstabilkan kondisi ekonomi agar daya beli masyarakat meningkat.(zainul lutfi)

Berita Terkait

KETERLALUAN, SEKURITI PT LMI OTAKI PENCURIAN DI TEMPAT KERJANYA

Bursa Bakal Calon Bupati Lamongan lewat PDIP, Dari Mantan Lurah, Hingga Sekda

adminkiri01

Ketua TP PKK Lamongan Bantu Renovasi Rumah Warga Tidak Mampu