Surabaya Pojok Kiri – Harga komoditi bawang impor di pasaran Indonesia mengalami kenaikan. Utamanya jenis bawang bombay kuning. Bawang yang berasal dari Belanda dan New Zealand itu bahkan tembus satu juta.
Persak sendiri biasanya berisikan 20 kilogram. “Naiknya sejak awal bulan Mei ini. Pada April sebenarnya sudah terasa,” terang Thio Herri pengusaha bawang asal Surabaya, Senin (13/5).
Menurut dia bawang bombay impor tersebut selama ini harganya tak pernah tinggi seperti sekarang. Normalnya di kisaran harga Rp 250 sampai Rp 300 ribu.
Kenaikan harga tersebut jelas Herri karena stok bawang bombay kuning di pasaran yang langka. Meskipun sebenarnya kata dia baru saja ada masuk impor sebanyak 20 ribu ton.
Namun, lanjut dia bawang bombay sebanyak itu hanya dimonopoli oleh beberapa orang tertentu. Yang jumlahnya tak lebih dari tiga orang saja.
“Kalau izinnya dari Kementerian Perdagangan untuk 50 PT. Tapi yang dapat hanya tiga orang,” bebernya.
Karena itu Herri menyoroti Kementerian Perdagangan yang saat ini dipimpin oleh Zulkifli Hasan. “Menteri sebelumnya tidak ada kejadian seperti ini,” tegas dia.
Seharusnya cetus Herri distribusi harus dilakukan secara merata. Sehingga harga tak menjadi monopoli dari orang tertentu saja di Indonesia.
“Bawang bombay kuning yang langka dan mahal bukan hanya di Surabaya. Sama juga di daerah lain seperti Jakarta,” beber dia.
Bawang bombay kuning ini dianggap cukup laris di pasar tradisional maupun modern seperti di mini market. Yang membutuhkan utamanya dari pihak restoran.
Kemudian juga adanya aturan bawang impor yang harus melewati proses fumigasi sebelum masuk ke Indonesia tambah Herri membuat susut kuantitas dan juga kualitas. Karena setibanya masuk di Indonesia bawang tak jarang mengalami kerusakan.
Herri menambahkan, Selain bawang bombay, bawang impor lain yang mengalami kenaikan adalah bawang putih yang biasa didatangkan dari Tiongkok secara langsung.
“Namun untuk kenaikannya tidak begitu tinggi antara seribu sampai dua ribu saja perkilonya,” pungkasnya.