
Surabaya Pojokkiri.com – Pedagang pasar legendaris Surabaya itu mengeluhkan kondisi infrastruktur yang belum pulih sepenuhnya pascakebakaran beberapa waktu lalu. Kebocoran di sejumlah titik atap, tumpukan puing yang belum dibersihkan, hingga lemahnya sistem keamanan membuat aktivitas jual beli terganggu dan menimbulkan keresahan.
Kondisi memprihatinkan ini disampaikan langsung oleh para pedagang saat kunjungan Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, pada Kamis (9/10/2025). Dalam kunjungan tersebut, Bambang menegaskan perlunya penanganan darurat agar roda perekonomian di pasar tidak semakin terhambat.
Seruan Pembenahan Darurat: “Jangan Tunggu Sampai Pedagang Rugi Lebih Besar”
Menurut Bambang Haryo, kondisi pasar saat ini tidak boleh dibiarkan berlarut. Ia menegaskan bahwa langkah cepat harus segera diambil untuk menghindari kerugian lebih besar di pihak pedagang.
“Saya minta kepada Kepala Pasar agar segera membersihkan rongsokan dan puing-puing bekas kebakaran. Saya siap membantu memperbaiki bagian atap yang bocor terlebih dahulu sebagai langkah darurat,” ujarnya dengan nada tegas.
Politikus yang juga dikenal aktif memperjuangkan sektor UMKM ini menambahkan, kebocoran yang dibiarkan berlarut berpotensi mengganggu kenyamanan konsumen dan menurunkan daya jual pedagang.
“Kalau di atas sering bocor, tentu pembeli enggan datang. Perbaikan ini harus jadi prioritas agar aktivitas ekonomi tetap berjalan,” imbuhnya.
Selain soal infrastruktur, Bambang juga menyoroti lemahnya sistem keamanan di Pasar Kembang. Ia mengaku menerima banyak laporan dari pedagang yang kehilangan barang dagangan dengan nilai mencapai puluhan juta rupiah.
“Sudah ada pedagang yang rugi sampai Rp30 juta karena kehilangan. Ini tidak boleh terjadi lagi,” tegasnya.
Sebagai bentuk kepedulian, Bambang menyumbangkan tiga unit kamera CCTV untuk membantu memperluas pengawasan di area pasar. Namun, ia menilai langkah ini belum cukup jika tidak diimbangi dengan penambahan personel keamanan.
“Bayangkan, pasar sebesar ini hanya dijaga satu orang satpam. Padahal di sini ada lebih dari 300 pedagang dan pengunjung bisa mencapai 10 ribu orang per hari. Idealnya, minimal ada lima orang petugas keamanan,” jelasnya.
Dalam inspeksinya, Bambang juga menemukan alat pemadam kebakaran (APAR) di beberapa sudut pasar yang ternyata sudah kedaluwarsa sejak 2020. Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi risiko kebakaran mengingat Pasar Kembang pernah mengalami insiden serupa.
“Ini pasar pernah terbakar, jadi semua peralatan pemadam harus dalam kondisi siap pakai. Jangan tunggu kejadian terulang baru bertindak,” ujarnya mengingatkan.
Bambang berharap pemerintah daerah segera menindaklanjuti kondisi ini, baik melalui pembenahan infrastruktur, peningkatan pengawasan, maupun dukungan bagi pedagang yang terdampak. Ia menegaskan, pasar tradisional seperti Pasar Kembang merupakan urat nadi ekonomi rakyat yang perlu dijaga keberlangsungannya.
“Kalau pedagang nyaman, pembeli datang, ekonomi rakyat pun bergerak. Ini bukan hanya soal bangunan, tapi soal keberlangsungan hidup ribuan orang,” pungkasnya (sul)

