Pojokkiri.com

Peserta Pelatihan Maritime Security Train the Trainer Tertantang Jadi Expert

Peserta pelatihan Maritime Security Train the Trainer yang diselenggarakan oleh Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan laut bersama Departemen of Home Affairs Australian Embassy yang diikuti 22 peserta dari jajaran Direktorat KPLP, KSOP, BUP, dan TUKS selama 5 hari (27-31 Mei 2024) mendatang.

Surabaya, Pojok Kiri- Pelatihan Maritime Security Train the Trainer diikuti 22 peserta yang diselenggarakan Australia bersama Indonesia melalui Direktorat KPLP memasuki hari ke tiga dari agenda yang dilaksanakan selama lima hari kedepan banyak mendapat apresiasi dari para peserta yang mengikuti kegiatan tersebut, dan bahkan mereka tertantang untuk menjadi expert. Karena baginya kegiatan ini baginya sangat bermanfaat, dan sangat dibutuhkan mengingat untuk kepentingan oprasional Pelabuhan dan Terminal di wilayah kerja masing-masing.

Kepala KSOP Kelas II Sampit, Capt. M. Hermawan salah satu peserta menuturkan, bagi kami apa yang dilakukan Australia bersama Direktorat KPLP untuk meyelenggarakan pelatihan mencetak tainer ISPS Code, dimana selama ini kita hanya punya auditur untuk audit kapal atau fasilitas pelabuhan di wilayah kerja kami.

“Di lingkup kerja KSOP Sampit belum memiliki tenaga trainer bidang ISPS Code, tapi hanya punya 2 orang tenaga auditor yang memiliki nomor khusus, salah satunya saya,” katanya disela mengikuti kelas pelatihan ISPS Code yang diselenggarakan Australia bersama Direktorat KPLP di Surabaya selama 5 hari, Rabu (29/5/2024).

Kegiatan kali ini yang disuguhkan Australia bersama KPLP, dan berkat kerjasama yang baik kedua belah pihak mereka memberikan diklat atau pembelajaran kepada para peserta untuk dicetak menjadi trainer yang expert dibidangnya. Sehingga nantinya juga bisa memberi pelatihan kepada orang lain, mengingat tenaga itu sangat dibutuhkan dengan luasnya pelabuhan atau terminal yang ada di Indonesia.

Bahkan, setiap peserta diberi kesempatan utuk dapat berkiprah dalam dunia pelatihan ISPS Code tingkat internasional. Ini bagi kami suatu kehormatan bila bisa mengambil peran itu.

“Kami menyambut baik andaikata diberi kesempatan dan kepercayaan pihak Australia untuk menjadi trainer terkait dengan ISPS Code, itu hal yang luar biasa. Kita juga bisa mendorong pelabuhan-pelabuhan di Indonesia yang dimasuki kapal-kapal asing kan harus comply, aturanya juga harus jelas, dan bila terjadi apa-apa itu kita juga tahu harus bermuat apa, dan bertindak apa,” ungkap Capt. Hermawan.

Seperti yang disampaikan, Direktur KPLP, Jhon Kenedy bahwa setiap peserta diberi kesempatan 1 atau 2 untuk bisa terlibat langsung dalam pelatihan serupa bahkan hingga ke manca negara.

“Kali ini dari Australia sebagai pemateri membuka kesempatan akan diambil 1 atau 2 yang terbaik dari peserta diberi kesempatan menjadi trainer ke tempat negara lain tatkala mereka melakukan kegiatan sebagai asisten trainer,” ujarnya memecut peserta saat membukan acara Maritime Security Train the Trainer yang diselenggarakan Direktorat KPLP bersama Departemen of Home Affairs Australian Embassy yang diselenggarakan di Hotel Swiss-Belinn, Surabaya, Senin (27/5/2024) kemarin.

Capt. Hermawan juga menambahkan, di hari pertama dimana seluruh peserta diajak diskusi tentang negara lain, Australia itu seperti ini, Indonesia seperti ini, kita kembali kepada aturannya hal semua itu adalah suatu yang menarik buat kita. Banyak hal yang bisa kita contoh dari negara-negara berkembang yang lain, dan negara maju iuga terkait safety dan keamanan itu seperti apa

“Kita tertantang, dan menjadi motivasi untuk lebih banyak belajar terkait dengan ISPS Code negara lain itu seperti apa sih,” ujarnya.

Setelah pelatihan ini, Capt. Hermawan menambahkan bahwa di wilayah kerjanya kebetulan ada persoalan terkait penutupan sebagian pelabuhan Bagendang yang notabene sudah complay ISPS Code sehingga akan sangat berpengaruh bagi kapal-kapal asing yang berkegiatan disana. Hal itu uang akan ditindaklanjuti secepatnya setelah kegiatan pelatihan ini.

“Dalam pelayaran kapal itu kan ada catatan sepuluh terakhir pelabuhan yang disinggahi, hal itu jangan sampai menjadi catat bahwa mana dari sepuluh pelabuhan itu yang bermasalah. Karena, sudut pandang kita akan berkenaan terkait status level keamanan di pelabuhan,” paparnya.

“Bisa saja, sampit menurut saya cukup level 1 tapi bagi mereka yang baru masuk sampit akan meningkatkan kewaspadaan jadi level 2 itu bukan berarti ada masalah, bukan,” imbuhnya.

Sekedar informasi, Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan laut bersama Departemen of Home Affairs Australian Embassy menyelenggarakan pelatihan Maritime Security Train the Trainer yang diikuti 22 peserta dari jajaran Direktorat KPLP, KSOP, BUP, dan TUKS selama 5 hari (27-31 Mei 2024) yang dibuka langsung oleh Direktur KPLP, Jon Kenedi di Hotel Swiss-Belinn, Surabaya, Senin (27/5/2024). (Gat)