“Padahal acara itu masih berlangsung dengan sesi pemberian penghargaan pada sejumlah tokoh Jember, selaku tuan rumah acara,” kata Ketua PWI Jember Sugeng Prayitno, seperti ditulis media online berandabaca.com
Setelah dia beranjak dari tempat duduk, rombongannya pun serentak ikut-ikutan meninggalkan acara, disusul kemudian Bupati Jember dan tamu undangan lainnya.
“Ya jujur saya sebagai Ketua PWI Jember merasa tidak dihargai, apalagi PWI Jember ditunjuk sebagai tuan rumah untuk HPN Jatim 2024 ini, ruangan seketika menjadi sepi, dan hanya menyisakan segelintir orang saja, itu pun hanya pengurus PWI Jember dan undangan lainnya,” imbuhnya.
Sebagai penjabat gubernur, tidak ada risiko politik atas sikap Adhy Karyono yang pulang lebih dulu bersama rombongan. Bahkan, kalau toh dia “semau gue” pun tak ada konsekuensi politik. Adhy tak perlu pemilih, tak perlu pencitraan untuk dapat simpati publik karena dia tidak sedang mencalonkan diri sebagai gubernur Jawa Timur.
Kita tidak tahu apakah kultur Adhy sejak kecil-ia lahir di Cirebon- memang tidak punya watak “tepo seliro” atau “andhap asor” atas orang lain sehingga sebagai pejabat di bersikap “jumawa”? Infonya, Adhy sudah minta maaf melalui ketua PWI Jatim Lutfi Hakim. (Sukoto, bersambung).