Pojokkiri.com

Warga Sawoan Bantah rusak Bego, Desak Puluhan Wartawan Minta Maaf

Warga Sawoan yang membantah rusak Bego, serta minta puluhan Wartawan Minta Maaf. (ist)

­

Mojokerto, Pojok Kiri.

Warga Dusun Sawoan, Desa Sawo, Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto tidak terima karena dituduh merusak alat berat dilokasi galian Dusun Sawohan tersebut, apalagi berita tersebut sudah diviralkan oleh puluhan media.

Saat ditemui awak media, Minggu, (06/10) sekitar ada 100 warga setempat, menceritakan kronologi tersebut bahwa mereka tidak pernah merusak alat berat, apalagi melempar batu, ” kami hanya menghadang Bego (backhoe), supaya tidak melanjutkan penggalian di dusun kami, jadi apa yang dituduhkan oleh puluhan media tersebut tidak benar adanya, apalagi pada saat itu, tidak ada satupun wartawan yang datang kelokasi, tapi kok bisa mengeluarkan pemberitaan seperti itu.” Ungkapnya.

” Dari awal kami memang tidak setuju dengan adanya galian C karena sangat berdampak besar pada lingkungan, kepala Desa juga ikut mendukung terkait kegiatan kami, dengan dibuktikan dengan tanda tangan Kepala Desa dengan warga yang tidak setuju dengan adanya galian C di wilayah desa kami, ” Tambahnya,

Sementara itu, Sumartik ketua SRIKANDI (Serikat Konservasi Lingkungan Hidup Indonesia), yang dituduh sebagai aktor intelektual untuk memprovokasi warga setempat dan melakukan aksi demo itu menurutnya, sangat tidak benar.

Pasalnya, saat ditemui awak media, Sumartik mengatakan dirinya hanya dimintai pendampingan oleh warga Dusun Sawohan. ” Namun saya tidak mengarahkan atau memprovokasi untuk pengrusakan, apalagi mengajak anak-anak kecil untuk ikut demo.” Ujar Ning Martik.

Sumartik, menyesalkan kenapa teman-teman wartawan tidak konfirmasi ke dirinya dulu, atas kejadian yang sebenarnya, ” Padahal banyak wartawan yang kenal saya, kok langsung nulis berita kayak gitu, ini sudah jelas pelanggaran kode etik jurnalis, karena tidak berimbang beritanya.” katanya.

Karena pada Saat itu, saya juga sudah menghubungi Polsek Kutorejo kalau akan ada demo warga Dusun Sawohan Desa Sawo di lokasi tambang, malah Kanitnya di hari kedua dan ketiga datang dilokasi ketemu saya, sedangkan di hari pertama ada pemantauan dari jauh. Tegas Martik lagi.

Sementara itu, Kepala Desa Sawo Nur Kholis, saat ditemui awak media dirumahnya, mengatakan “saat ada demo saya tidak tahu, waktu itu saya ke Bank Jatim, saya tahunya setelah ditelpon Pak Kapolsek Kutorejo, termasuk kedatangan bego, saya juga tidak tahu. Katanya.

“Kalau masalah pernyataan warga tidak setuju dengan adanya galian, memang saya ikut tanda tangan. Dan termasuk wartawan juga tidak ada yang konfirmasi ke saya.” Ujarnya

Kembali kepada warga Dusun Sawohan Desa Sawo, mereka serentak dan sepakat mengatakan “semua wartawan yang menulis berita, diminta untuk minta maaf ke warga Dusun Sawoan sini, jika tidak mau akan saya laporkan polisi terkait pemberitaan palsu atau Hoax.” Tegas warga.

” Semua warga sepakat agar ijin penambang dicabut, karena kami sudah puluhan tahun menderita atas adanya aktifitas tambang, karena bagi kami tidak ada untungnya dan sangat merusak lingkungan hidup desa kami.” harapnya.

Sedangkan beberapa awak media yang memberitakan permasalahan tersebut, saat dikonfirmasi tidak ada yang investigasi ke lapangan, termasuk konfirmasi ke masyarakat Dusun Sawohan Desa Sawo.(yak)

 

 

Berita Terkait

Peringati Hari Veteran Nasional, Pj. Wali Kota Mojokerto : ” Sinergi Veteran dan Pemerintah Kunci Keberhasilan Membangun Indonesia Emas, “

SATPOL PP KOTA MOJOKERTO BERSAMA BEA CUKAI SIDOARJO SIDAK PENJUAL ROKOK ILEGAL

Sosialisasi Pilkada Serentak 2024, Maskot “Si Jali” dan “Kerto- Kerti” Dikirab Keliling Kota Mojokerto