Pojokkiri.com

Ferry Agust Satriyo Tim Ahli PT DABN Tuding Wartawan ‘Asbun’, Tapi Tak Mampu Jawab Fakta Lapangan

Antrian truk muatan pupuk ex KM Maritim Trans yang tersendat bongkarannya di gudang penumpukan DABN.

Probolinggo, Pojok Kiri.Com,-Tim ahli manajemen BUP PT Delta Artha Bahari Nusantara (DABN) tuding wartawan menulis berita Asbun alias Asal Bunyi yang disampaikannya melalui japri di whatsapp memberi komentar pemberitaan bongkaran pupuk dari KM Maritim Trans sebanyak 2.900 MT di titikomapost.com dengan judul: Bongkaran Pupuk di Pelabuhan DABN “Jauh Panggang Dari Api”.

Ferry Agust Satriyo tim ahli PT DABN merasa keberatan dengan pemberitaan yang dipandang tak fair dan terkesan memanaskan suasana dengan mengatakan wartawan menulis “Asbun” alias asal bunyi seakan sengaja menutupi ketidakprofesionalan perusahaan yang sangat mencederai profesi wartawan.

“sampeyan bikin berita kok yg isinya bikin suasana tidak kondusif, bikin panas suasana,“ ucap Ferry berkomentar atas pemberitaan itu melalui whatapps yang sebelumnya juga sempat mengenalkan diri sebagai bagian dari PT DABN lewat percakapan di phone seluler, Rabu (2/10/2024).

Pernyataan itu disampaikan mantan Kepala KSOP Probolinggo itu yang saat ini telah bergabung dengan manajemen perusahaan BUMD milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas pemberitaan bongkaran pupuk di pelabuhan DABN, Probolinggo pada titikomapost.com yang juga ditulis pada beberapa media anggota KOPPEL (Komunitas Pewarta Pelabuhan). Dimana, fakta di lapangan kegiatan pembongkaran itu diakui oleh pihak TKBM alami penurunan akibat teknis yang dilakukan PBM DABN dengan menyediakan truk pengangkut yang tak ada baknya sehingga harus dilakukan penataan untuk menghindari runtuh saat perjalanan ke gudang penumpukan DABN cukup memakan waktu. Serta, buruh gudang yang digunakan bukan tenaga TKBM yang berstandar.

“Lambatnya pembokaran dari truk ke gudang juga jadi pemicu keterlambatan yang menyebabkan truk-truk menumpuk antri lama, “ tutur M.Jufri Ketua Koperasi TKBM Pelabuhan Probolinggo.

Tapi sayang, saat data kegiatan bongkaran pupuk yang riil disampaikan kepada Ferry, dirinya engan mengakui dan hanya berdalih bahwa persoalan di pelabuhan sangat kompleks sehingga perlu koordinasi banyak pihak.

“Permasalahan dipelabuhan itu kompleks mas, perlunya koordinasi semua pihak tdk bisa menyalahkan salah satu pihak, yg penting kita harus profesional dan bekerja sec benar,” kata Ferry sesuai kutipan pada whatsapp balasannya.

Namun dalih Ferry itu terkesan menutupi ketidak profesionalan PT DABN yang makin hari banyak dikeluhkan pihak-pihak pelaku kegiatan kepelabunanan di pelabuhan besutan Pemprov Jatim itu. Bahkan, miris biaya bongkaran 15 kapal sebelumnya kabarnya pun belum dilunasi pihak DABN hingga tembus berbulan bulan. Artinya, masih banyak persoalan yang belum dibenahi hingga menjadi karut marut.

“Kami komitmen ke depannya utk menjadikan pelabuhan DABN sbg pelabuhan yg maju,besar dan berkembang, dgn manageman yg bersih dan berakuntabilitas,” ujar Ferry.
Disisi lain, keluhan buruh TKBM yang melakukan kegiatan pembongkaran itu pupuk tersebut, terkait perhitungan rangkaian upah penunjang belum beres. Dari kompensasi tidak pakai ganju saja kerugian buruh bila tidak dibayar dari pupuk sebanyak 2900 ton nilainya lumayan yang sangat diharapkan para buruh

“Kalo di Pelabuhan Surabaya 2.500/ton, Pelabuhan Probolinggo menawarkan 2.000/ton,” sebut M. Jufri. (Gat/Rg)