Pojokkiri.com

Pengukuhan Mahasiswa Baru Unusa 2025: 4.875 Mahasiswa Siap Wujudkan Indonesia Emas 2045

Pengukuhan 4.875 Mahasiswa Baru Unusa 2025 menuju Indonesia Emas 2045

Surabaya, Pojokkiri.com – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mencatat sejarah baru dengan mengukuhkan 4.875 mahasiswa baru melalui kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Unusa 2025. Dari jumlah tersebut, 3.000 di antaranya merupakan mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Capaian ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah Unusa, sekaligus menegaskan tren peningkatan jumlah penerimaan mahasiswa dari tahun ke tahun.

Ketua LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Savitri, S.E., M.M., dalam sambutannya memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian Unusa.

“Di usia perguruan tinggi yang masih imut, Unusa sudah berhasil meraih akreditasi unggul. Jumlah mahasiswa baru yang awalnya 3.000 kini bertambah menjadi 4.875 yang dikukuhkan hari ini. Ini adalah sejarah baru karena Unusa selalu berkembang dalam prestasi dan segmentasi mahasiswanya semakin jelas,” ungkapnya.

Dyah juga berpesan agar mahasiswa baru mampu menjaga integritas dan kedewasaan dalam menyampaikan aspirasi.

“Kami berharap mahasiswa tidak mudah terprovokasi. Jadilah mahasiswa yang kritis, santun, konstruktif, dan rasional. Setiap gerakan harus mencerminkan identitas akademik yang intelektual dan almamater,” tambahnya.

Ia menekankan pentingnya 3K bagi mahasiswa, yakni menjaga Komunikasi dengan siapapun, mampu melakukan Koordinasi untuk mencapai tujuan, serta pandai Kolaborasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis), Prof. Dr. Ir. K.H. Mohammad Nuh, DEA., menyampaikan pesan khusus kepada mahasiswa baru Unusa. Ia menilai wajah mahasiswa Unusa mencerminkan tiga hal sekaligus: rasa syukur, kebanggaan, dan masa depan.

“Kalian harus bersyukur menjadi mahasiswa Unusa, karena tidak semua mendapat kesempatan ini. Mungkin Unusa bukan pilihan pertama, tapi takdir menunjukkan bahwa kuliah di Unusa adalah pilihan terbaik,” tegas Prof Nuh, pada Senin (8/9).

Sementara itu, Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., menegaskan bahwa momentum pengukuhan mahasiswa baru adalah anugerah yang patut disyukuri.

“Hari ini kita mengukuhkan sekaligus menyambut 4.875 mahasiswa baru, termasuk mahasiswa asing dari Filipina, Malaysia, dan Timor Leste. Jumlah ini masih akan bertambah karena ada yang baru melakukan pendaftaran ulang,” ujarnya.

“Mulai hari ini kalian akan memulai kehidupan baru, mulai melukis masa depan. Lukisan itu bisa diperbaiki, direvisi, hingga menjadi karya indah hasil jerih payah kalian. PKKMB membantu kalian beradaptasi dengan dunia kampus, membangun visi yang jelas dengan nilai moral dan agama sebagai pijakan utama,” tutur Jazidie.

Ia menambahkan, pembelajaran di Unusa tidak hanya berfokus pada peningkatan hardskill, tetapi juga softskill melalui berbagai kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.

“Mahasiswa Unusa harus membangun habit untuk terus mengembangkan potensi terbaiknya, baik di dalam kelas maupun di luar kelas,” jelasnya.

Dengan pengukuhan ini, Unusa semakin meneguhkan komitmennya mencetak generasi unggul yang tidak hanya berprestasi di bidang akademik, tetapi juga mampu berkontribusi nyata bagi bangsa.

Sebagai bagian dari PKKMB, mahasiswa baru mendapat kuliah tamu dari Direktur Utama Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, dengan tema “Understanding Indonesia Today and Tomorrow”.

Dalam paparannya, Hasanuddin menekankan peran vital generasi muda dalam mewujudkan visi Indonesia emas 2045. Berdasarkan data sensus penduduk 2020, mayoritas masyarakat Indonesia adalah generasi muda, terutama Gen Z dan sebagian milenial.

“Gen Z itu ibarat anak kandung internet, mereka begitu dekat dengan dunia digital dan media sosial. Rata-rata penggunaan internet pada generasi ini lebih dari delapan jam per hari,” ujarnya.

Namun, kedekatan dengan dunia digital juga membawa tantangan. Mulai dari kecanduan internet, maraknya pinjaman online ilegal hingga perjudian daring. Hasanuddin menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi secara bijak.

“Data, teknologi, serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan kunci utama menghadapi era industri 4.0 serta perkembangan kecerdasan buatan. Jadikanlah AI sebagai alat untuk berkolaborasi, bukan sebagai pengendali diri kita,” pesannya.

Ia juga menyoroti kesenjangan antargenerasi. Menurutnya, stigma yang menyebut Gen Z tidak loyal atau Gen X tidak cocok sebagai rekan kerja adalah keliru.

“Bagaimanapun kita harus tetap beradaptasi pada zaman. Karena setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya,” ujarnya.

Hasil survei terbaru Alvara Research Center menunjukkan adanya tiga tipe anak muda saat ini: social butterfly (16,06%), digital junky (39,7%), dan slow living (44,7%). Hasanuddin menekankan bahwa kolaborasi antar tipe ini akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia di masa depan.

“Indonesia ini merupakan zamrud khatulistiwa yang harus kita jaga, rawat, dan isi dengan karya-karya kita. Karena anak muda adalah penentu Indonesia emas 2045,” pungkasnya (sul)

Berita Terkait

Pelatihan Public Speaking dan Grooming BKKBN Jatim, Cetak Komunikator Andal untuk Program Bangga Kencana

sukoto pojokkiri.com

Kemendukbangga/BKKBN Dorong Transformasi SDM untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

YEES Care dan IDC Diluncurkan: Transformasi Generasi Muda Menuju Kompetensi Global