Bojonegoro, Pojok Kiri.-
Pemkab Bojonegoro, pada akhir tahun 2021, ini merencanakan program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) bisa tuntas. Hal itu dilakukan guna mewujudkan lingkungan yang bebas open defecation free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan (BABS).
Kecamatan Kedungadem termasuk wilayah yang mampu menuntaskan program STBM pada akhir tahun 2021. Hal ini bisa tercapai dengan kerja keras dengan melibatkan berbagai komponen masyarakat.
Camat Kedungadem Agus S. Hardiyanto SSTP mengaku bersyukur program STBM sebagai upaya bebas ODF (stop buang air besar sembarangan) bisa berhasil.
Ditemui di kantornya, Agus S Hardiyanto mengakui pihaknya bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk menuntaskan program tersebut, seperti Puskesmas, Polsek, Koramil, hingga para kepala desa. “Pokoknya kami bahu membahu dalam mengerjakan program ini hingga bisa berhasil sesuai target,” katanya.
Pada Juli lalu, masih ada 12 desa yang belum dinyatakan bebas ODF. Untuk mewujudkan hal itu, diadakan gerakan jamban untuk mewujudkan STBM. Pihaknya mengaku bekerja keras antar-instansi hingga hasilnya bisa memuaskan.
“Kami melakukan monitoring dan evaluasi. Kita cek secara door to door hingga bisa didapat data mana saja yang belum memiliki jamban untuk buang air besar.”
Kecamatan Kedungadem ditetapkan sebagai kecamatan yang bebas ODF pada urutan ke-26.
Menurut mantan Camat Kapas ini, untuk menjaga agar program bisa terus berjalan perlu menjalin komunikasi dengan semua elemen masyarakat di Kecamatan Kedungadem.
Sementara itu, Kabid Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Bojonegoro, dr Lucky Imroah sangat mendukung penuh dengan adanya progam ini supaya tidak sembarangan buang air besar (BAB). Setiap warga wajib mempunyai jamban lewat program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) karena adanya jamban merupakan pilar pertama berhasilnya program tersebut. (Kim/ADV)