Pojokkiri.com

Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru, Mensos Risma Janji Pasang Alarm Tanda Bencana

Mensos Tri Rismaharini memberikan santunan dan bantuan kepada keluarga korban banjir lahar dingin Gunung Semeru dan tanah longsor di Lumajang, Senin (22/4)/Ist

Jakarta, Pojok Kiri-Menteri Sosial Tri Rismaharini berjanji akan menyiapkan alarm tanda bahaya bencana bagi kawasan sekitar yang memiliki banyak potensi bencana. Hal ini disampaikan Mensos Risma dalam rilisnya yang disiarkan Kementerian Sosial pada Senin (22/4) malam. Dalam kesempatan itu Mensos Risma memberikan santunan sebesar Rp 15 juta kepada ahli waris dari tiga korban jiwa akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru. Selain itu juga diberikan bantuan kasur lipat bagi para pengungsi.

“Memang ada daerah yang potensi bencananya banyak, bisa tiga sampai empat potensi bencana. Nah ini ternyata di Lumajang tidak hanya erupsi Gunung Semeru, tapi bisa juga banjir lahar dingin dan longsor yang tanpa ada erupsi, tapi karena ada sedimentasi sehingga material itu bisa terbawa banjir akibat curah hujan tinggi. Jadi antisipasi maupun persiapannya memang harus lebih detail,” ujar Mensos Risma.

Kementerian Sosial akan memandu Pemkab Lumajang untuk menyiapkan call sign atau alarm bahaya bencana. Karena itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas sosial, pemkab serta tagana untuk melakukan pemetaan terhadap kawasan di sekitar Gunung Semeru yang mempunyai banyak potensi bencana, seperti erupsi, banjir lahar dingin, ataupun longsor.

Mensos Risma juga meminta agar dibuka dapur umum sebagai pusat pengendalian operasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lumajang. Dapur umum tersebut beroperasi sejak 19 April 2024 dan telah menyiapkan ribuan makanan berupa nasi bungkus yang layak konsumsi dan standar gizi bagi para pengungsi.

Ia mengatakan tagana, pelopor perdamaian serta kampung siaga bencana akan tetap memfungsikan dapur umum hingga Selasa (23/4) guna membantu proses pembersihan pascabanjir.

Seperti diberitakan, banjir lahar dingin Gunung Semeru Lumajang terjadi pada 18 April 2024. Banjir lahar dingin menerjang puluhan desa serta memporak porandakan infrastruktur seperti jembatan, jalan ataupun beberapa fasilitas umum tersebut menelan korban jiwa sebanyak tiga orang.(Novi)