Gresik, Pojok Kiri
Ratusan mahasiswa Gresik dari berbagai perguruan tinggi menggelar aksi unjuk rasa ke Kantor DPRD Gresik menuntut penolakan RUU Pertanahan, Selasa (24/9/2019).
Dalam unjuk rasa yang bertepatan dengan peringatan Hari Tani Nasional (HTN) ini, para mahasiswa menuntut pembatalan Revisi Undang-undang (RUU) KUHP dan RUU Pertanahan. Sambil membentangkan banner dan poster bertuliskan penolakan, massa juga menyampaikan beberapa orasi politiknya.
Ada 10 tuntutan yang disuarakan oleh mahasiswa. Salah satunya, tolak RUU Pertanahan, Tolak RUU KHUP, serta cabut UUPM nomor 25 tahun 2007.
Selain melakukan aksi mereka juga membawa sejumlah poster bertuliskan “Tolak RUU Pertanahan, Laksanakan UUPA no 5 tahun 1960”.
Sementara itu, Korlap aksi mahasiswa Gresik, Hamdan mengatakan, aksi turun jalan juga berkaitan dengan Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September 2019.
“Kami turun jalan karena RUU Pertahanan sudah tidak lagi berpihak pada masyarakat, dan petani,” katanya.
Setelah melakukan aksi selama kurang lebih satu jam, mahasiswa akhirnya diterima oleh pimpinan DPRD Gresik. Pimpinan dewan yang menemui mahasiswa terdiri Ketua H. Fandi Akhmad Yani, Wakil Ketua dr Asluchul Alief, dan sejumlah anggota DPRD Gresik antara lain, Markasim Halim Radianto, dan Abdul Qodir.
Di hadapan ratusan mahasiswa Gresik, Fandi Akhmad selaku pimpinan dewan berjanji menyampaikan aspirasi mahasiswa ke pemerintah pusat.
“Aspirasi dari mahasiswa saya terima dan segera kami sampaika ke pemerintah,” ujarnya.
Setelah mendengar janji dan adanya pembubuan tanda tangan secara simbolis di kertas, sebagai bukti keseriusan terhadap penolakan RUU Pertanahan dan RUU KUHP, massa langsung membubarkan diri dengan tertib.
Dalam aksi mahasiswa tersebut dijaga ketat oleh puluhan aparat kepolisian Polres Gresik, serta petugas Satpol PP Gresik. (Dyo)