Pojokkiri.com

Kasus Kematian Santri Tarbiyatul Tholabah Sita Perhatian Publik: Ayah Korban Minta Proses Hukum Terhadap Pelaku Tetap Jalan

Ayah korban Basuni (duduk) didepan Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Dr Soegiri Lamongan bersama Kanit 1 Pidum Satreskrim Polres Lamongan Iptu Sunandar (berdiri), saat menunggu visum korban Haidar Khabib Nazari, pada Jumat sore kemarin.(Foto:Zainul Lutfi/Pojok Kiri.com)

Lamongan, Pojok Kiri.com- Meski fihak Pondok Pesantren (Ponpes)
Tarbiyatul Tholabah Desa Kranji, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan telah mengunjungi kediaman mendiang Haidar Khabib Nazari sekaligus ziarah ke makam almarhum, Basuni sebagai ayahanda dari santri berusia 14 tahun yang tewas diduga dianiaya seniornya tetap kukuh melanjutkan proses hukum kasus dugaan pembunuhan anaknya tersebut.

“Dikarenakan masalah ini sudah memasuki ranah hukum, maka saya tetap akan melanjutkan proses hukum tersebut untuk menuntut keadilan yang sesungguhnya untuk anak saya Haidar Khabib Nazari ,” ujar Basuni kepada koran ini melalui sambungan telepon, Senin, 28 Agustus 2023.

“Begitupun kepada pihak-pihak yang terlibat yang mencoba menghilangkan bukti-bukti, menutup-nutupi atas peristiwa penganiayaan terhadap anak saya, sehingga anak saya harus menjalani Visum Et Vertum di RS Soegiri, saya sebagai seorang ayah benar-benar sangat membuat batin saya terguncang,” sambung Basuni.

Basuni mengatakan, sebagai seorang ayah, dia akan terus akan melanjutkan perjuangan anaknya. Saat hidupnya, anaknya pernah bercerita tentang memperbaiki sistem pondok pesantren.

“Sebelum anak saya meninggal almarhum selalu berceloteh kepada saya, yang ingin memperbaiki sistim ponpes. Rupanya dengan meninggalnya almarhum baru saya bisa mengerti maksud celotehan tersebut adalah untuk memperbaiki sistem agar tidak terjadi tindakan kekerasan di lembaga pendidikan mana pun dan pengalihan pengasuhan dan pengawasan kepada senioritas,” ucapnya.

Sebelumnya, korban Khabib Nazari, santri kelas 1 Tsanawiyah di Pondok Pesantren (Ponpes)Tarbiyatul Tholabah Desa Kranji, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan meninggal dunia di Rumah Sakit Suyudi Paciran. Jenazah pun dipulangkan ke kampung halamannya di Dusun Pambon, Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Lamongan untuk dimakamkan.

Ayah korban, Basuni, menaruh curiga kalau anaknya meninggal secara tak wajar. Saat akan dimandikan, ternyata ada kejanggalan seperti bekas luka lebam di bagian dada, paha dan betis. Selain itu, alat vital dan selangkangan korban mengalami luka lebam.

Pihak keluarga pun langsung meminta kejelasan dari pihak Ponpes. Namun, pihak Ponpes tidak memberikan jawaban yang memuaskan.

Melihat kondisi tak wajar tersebut akhirnya pihak keluarga langsung ke Polres Lamongan untuk meminta izin dilakukan otopsi untuk melihat kejelasan penyebab kematian korban.(lut)