Pojokkiri.com

Sisi Lain Warung Berkelambu di UPT Pasar Baru Lamongan di Bulan Puasa

Warung makan di kawasan sentra pedagang kaki lima (PKL) di UPT Pasar Baru Lamongan yang diberi tirai penutup kain selama Ramadhan 2024. Foto diambil Pojok Kiri, Kamis (14/3/2024) siang.(Zainul Lutfi/Pojok Kiri.com)

Lamongan, Pojok Kiri.com- Warung makan di Lamongan diizinkan tetap buka saat siang hari selama Ramadan 2024. Kendati demikian, Satpol PP Lamongan mengimbau agar mereka memasang penutup di depan warung sehingga tidak tampak mencolok.

Sejumlah pemilik warung makan pun sudah menambahkan penutup seperti terpal atau kelambu di depan warung. Sedangkan pemilik warung lainnya tidak memasang penutup dan berjualan seperti biasa.

Pantauan Pojok Kiri di kawasan sentra pedagang kaki lima (PKL) di UPT Pasar Baru Lamongan, pada Kamis (14/3/2024) siang, nampak beberapa warung, khususnya angkringan di pinggir-pinggir jalan raya memakai tutup kain/terpal meski sebenarnya membuka warung.

Warung-warung itu juga dikunjungi pembeli, baik mereka yang sekadar pesan minuman, makanan ringan, maupun makanan berat. Warung makan di kios atau ruko juga masih buka seperti biasa, tanpa tedeng.

Pemilik warung makan angkringan di UPT Pasar Baru Lamongan, Watik, mengatakan tetap membuka usaha warungnya pada siang Ramadan karena tidak ada mata pencaharian lain.

Di warungnya ia menjual nasi bungkus, gorengan, dan aneka minuman. Watik mengatakan tidak akan bisa makan jika tidak berjualan di angkringan itu.

“Kalau enggak jualan juga mau ngapain. Engga ada pemasukan juga. Toh tidak dilarang,” kata Watik saat ditemui Pojok Kiri di warungnya, Kamis.

Menurut Watik, sebenarnya ia bisa saja buka warung makan angkringan di sentra PKL UPT Pasar Baru Lamongan, itu pada siang hari selama Ramadan tanpa memasang penutup. Watik mengaku santai saja.

Tetapi teman dan pelanggannya meminta agar warungnya diberi penutup. Alasan mereka agar tidak terlalu kelihatan jika sedang makan atau minum saat siang selama Ramadan.

“Katanya menghormati yang puasa. Tapi kalau saya sebenarnya santai saja. Cuma menghargai mereka yang minta dikasih penutup warung. Angkringan teman saya juga disuruh pasang penutup oleh Satpol PP,” ujar dia.

Pada sisi lain, selama Ramadan ini, omzet Watik menurun. Dia mencontohkan jika pada hari biasa bisa menjual sekitar 20 nasi bungkus, kini Watik hanya menyediakan 10 bungkus, itu pun belum tentu habis terjual.

Dia juga mengurangi makanan yang dijual. Watik tidak lagi menyediakan makanan ringan yang biasa digunakan sebagai cemilan. “Ya begini, cuma nasi, gorengan, dan minuman,” katanya.

Pemilik warung makan di kawasan PKL Pasar Baru Lamongan, Wiwin, menyampaikan hal senada. Tidak ada alasan untuk dia menutup warung selama Ramadan.

Warung makan di belakang Masjid Agung Lamongan, itu tetap buka selama Ramadan karena merupakan satu-satunya usaha untuk pemasukan ekonomi keluarga Wiwin.

Selain itu, menurut Wiwin, dengan membuka warung berarti dia bekerja. Ketika Wiwin berpuasa sekaligus bekerja, dia mengaku merasa lebih mulia dibandingkan hanya berdiam tidak melakukan apa-apa.

“Kalau tutup terus nanti mau makan apa. Angsuran ke bank siapa yang bayar,” kata Wiwin di warungnya.(lut)