Surabaya Pojokkiri.com — Semangat perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Provinsi Jawa Timur tahun ini menjadi momentum istimewa yang sarat makna. Di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Jawa Timur berhasil menorehkan berbagai capaian signifikan di bidang ekonomi, sosial, dan pemberdayaan masyarakat.
Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, menyampaikan apresiasinya terhadap keberhasilan tersebut. Menurutnya, Khofifah adalah sosok pemimpin yang visioner, konsisten, dan mampu menghadirkan perubahan nyata bagi provinsi dengan penduduk terbesar kedua di Indonesia ini.
“Jawa Timur hari ini bukan hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga tangguh secara sosial. Kepemimpinan Ibu Khofifah mengajarkan bahwa gotong royong dan kemandirian rakyat adalah kunci kesejahteraan bersama,” ujar Lia Istifhama di Surabaya, Minggu (12/10).
Lia menilai capaian luar biasa yang diraih Jawa Timur tidak terjadi secara kebetulan. Menurutnya, keberhasilan itu lahir dari konsistensi dan visi jangka panjang pemerintah provinsi dalam memperkuat sektor riil, mulai dari pertanian, peternakan, industri, hingga koperasi.
“Khofifah mampu menggerakkan ekonomi rakyat melalui program-program konkret yang berakar dari kebutuhan masyarakat. Capaian ini mencerminkan kepemimpinan yang tidak hanya administratif, tetapi juga inspiratif,” imbuhnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan II tahun 2025 mencapai 3,9 persen, tertinggi di Pulau Jawa. Hal ini menegaskan bahwa roda ekonomi Jatim terus bergerak stabil di tengah tantangan nasional dan global.
Salah satu program yang menjadi perhatian Lia adalah Koperasi Merah Putih, yang digagas Pemprov Jatim di bawah kepemimpinan Khofifah. Program ini disebut berhasil menjadi pelopor gerakan ekonomi rakyat yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Hingga kini, program tersebut telah mendorong terbentuknya 8.494 koperasi baru di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur.
“Koperasi Merah Putih adalah bentuk nyata keberpihakan pemerintah pada ekonomi rakyat. Program ini membuktikan bahwa kesejahteraan harus dibangun dari bawah, dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama,” tegas Lia.
Dalam kesempatan terpisah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa berbagai upaya pembangunan telah menunjukkan hasil yang signifikan. Salah satunya adalah penurunan angka kemiskinan ekstrem, dari 4,44 persen pada 2020 menjadi hanya 0,66 persen pada 2025.
Pencapaian ini menjadikan Jawa Timur sebagai salah satu provinsi dengan penurunan kemiskinan tercepat di Indonesia. Selain itu, jumlah desa mandiri di Jawa Timur kini mencapai 4.716 desa, tertinggi secara nasional.
“Inilah bukti bahwa pembangunan berbasis desa bukan sekadar slogan. Desa-desa mandiri di Jawa Timur adalah benteng ketahanan sosial dan ekonomi bangsa,” tutur Khofifah.
Berdasarkan data BPS per Oktober 2025, produksi gabah kering Jawa Timur mencapai 12 juta ton, tertinggi di Indonesia. Dengan luas lahan pertanian mencapai 1,571 juta hektare, Jatim terus memperkokoh posisinya sebagai lumbung pangan nasional yang menopang ketahanan pangan Indonesia.
Tak hanya itu, enam putaran misi dagang yang digelar Pemprov Jatim berhasil mencatat nilai transaksi lebih dari Rp1 triliun. Bagi Lia Istifhama, hal ini menandakan bahwa Jawa Timur bukan hanya pusat produksi, tetapi juga memiliki daya saing tinggi di pasar nasional dan global.
Khofifah menegaskan bahwa kesuksesan pembangunan Jawa Timur merupakan hasil dari kolaborasi seluruh elemen masyarakat. Pemprov Jatim terus merangkul pemerintah daerah, akademisi, pemuda, dan pelaku usaha dalam semangat kebersamaan.
“Jawa Timur memiliki filosofi pembangunan BISA, yang berarti Berjaya, Inklusif, Sinergis, dan Adaptif. Prinsip ini menjadi pondasi dan model kepemimpinan daerah yang dapat diteladani secara nasional,” pungkas Khofifah (sul).