Bojonegoro, Pojok kiri.-
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bojonegoro menggelar demo ke DPRD Bojonegoro, Senin lalu.
Dalam aksinya, mereka menolak kenaikan harga BBM, kenaikan bahan pokok dan kenaikan PPN (pajak penambahan nilai).
Pantauan awak media di lokasi, aspirasi mahasiswa yang tergabung dalam PMII ditemui langsung oleh Ketua dan Wakil Ketua DPRD Abdullah Umar dan Sukur Priyanto.
Di depan mahasiswa, Ketua DPRD Bojonegoro mengatakan bahwa aspirasinya akan disampaikan melalui mekanisme yang ada ke DPR-RI dan institusi yang terkait.
Selanjutnya, para mahasiswa yang tergabung dalam PMII cabang Bojonegoro juga menuntut agar Ketua DPRD Abdullah Umar untuk menandatangani tuntutan yang berisi menolak kenaikan harga harga yaitu harga BBM, harga kebutuhan pokok rakyat dan kenaikan PPN.
Pihak DPRD Bojonegoro melalui ketuanya juga sepakat dengan tuntutan yang dilakukan oleh PMIi cabang Bojonegoro.
Dalam kesempatan itu, para mahasiswa PMII cabang Bojonegoro menyatakan mosi tidak percaya terhadap para wakil rakyat yang duduk di gedung DPRD.
Alasannya, ada kenaikan BBM, kebutuhan bahan pokok masyarakat dan pajak pertambahan nilai ( PPN) kok dewan diam saja.
Orasi mahasiswa yang begitu sangat semangat walau dalam kondisi puasa kondisinya tetap kondusif karena tuntutan yang diaspirasikan adalah bersifat nasional dan hampir seluruh rakyat menjerit karena pasca PPKM selanjutnya diiringi dengan kenaikan harga.
Sebelum meninggalkan halaman Gedung DPRD para pendemo dari mahasiswa PMII mengusung keranda mayat yang diletakkan di pintu masuk gedung DPRD kabupaten Bojonegoro sebagai pertanda matinya demokrasi di negeri Indonesia ini.
Unjuk rasa mahasiswa ini dikawal langsung oleh Kapolres Bojonegoro dan jajarannya, Dandim dan jajaranya, hingga aksi berjalan lancar tertib juga kondusif. (Kim)