Pojokkiri.com

Anwar Sadad: Waspadai Neoliberalisme dan Ideologi Transnasional

Surabaya, Pojok Kiri – Anwar Sadad, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, berpesan kepada masyarakat Jatim tak lupa untuk selalu memperingati hari Kesaktian Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Oktober. Pada peringatan 1 Oktober 2019, kemarin, Anwar berpesan bahwa tantangan bangsa saat ini tidak hanya komunisme, tapi juga paham dan praktik neoliberalisme, serta ideologi transnasional.

Hal tersebut disampaikan Anwar Sadad usai mengikuti upacara peringatan Hari kesaktian Pancasila yang digelar di Grahadi. Masih menurut politisi Partai Gerindra, ada pelajaran yang bisa diambil hikmanya dari peringatan Hari Kesaktian Pancasila yaitu bahwa bangsa kita adalah bangsa yang tangguh dan kokoh dalam menghadapi menghadapi rongrongan baik gerakan maupun faham yang akan menghancurkan Bangsa Indonesia.

“Spirit sebagai bangsa yang tangguh harus ditanamkan kepada para generasi muda dan kaum milenial. Mengapa? Karena mereka hidup di zaman yang jauh jaraknya dengan peristiwa pemberontakan komunis di tahun 1965,” ujar Anwar

Di era modern seperti saat ini, ancaman-ancaman terhadap kebangsaan lebih bervariasi lagi. Di mana, salah satu penyebabnya adalah globalisasi di semua sektor kehidupan. “Neoliberalisme tak kalah jahatnya. Praktik ekonomi yang kapitalistik dengan menyedot habis kekayaan alam bangsa kita, meninggalkan luka ketidakadilan yang dalam,” jelasnya.

Masih menurut Anwar, salah satunya yakni ketidakadilan adalah bahaya laten yang telah terbukti meruntuhkan bangsa-bangsa besar di dunia. Di era modern saat ini ketidakadilan juga memporak-porandakan bangsa-bangsa di Eropa Timur. “Neoliberalisme bertentangan dengan Pasal 33 UUD Negara RI Tahun 1945,”.

Ancaman rongrongan terhadap kebangsaan juga berasal dari ideologi trans-nasional yang diimpor dari asing. Ideologi yang diintrodusir kepada bangsa kita tanpa melalui melalui proses akulturasi yang panjang. “Para penganjur ideologi itu tidak memiliki akar kesejarahan, tidak ada garis genealogi, dan tidak ber-DNA keindonesiaan,” ulasnya.

Praktik dan faham seperti itu, menurut Sadad, potensial sebagai ancaman pada kebangsaan kita. Hari Kesaktian Pancasila adalah bentuk kesadaran bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang tangguh dan kokoh. “Saya hadir bersama Pak Kusnadi, Ketua DPRD Jatim, mengikuti Upacara Hari Kesaktian Pancasila pagi ini di Gedung Negara Grahadi, untuk meneguhkan hal itu,” pungkasnya. (anto)

Berita Terkait

URGENSI DARI NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA

PANCASILA KUNCI DAN PONDASI KERUKUNAN

sukoto pojokkiri.com

Gubernur Kirim Tim ke Papua untuk Mendata

adminkiri01