Pojokkiri.com

Kasus Penganiayaan Siswa SMPN 11 Surabaya, Khusnul : Tekankan Pendekatan Persuasif

Khusnul Khotimah, Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya

Surabaya, Pojok Kiri – Surabaya kembali menelan pil pahit, kali ini terjadi kasus penganiayaan pada siswa kelas 9 di SMPN 11 Surabaya. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (07/03) siang setelah jam pulang sekolah. Akibatnya, MDDS (16), inisial dari korban penganiayaan tersebut kini mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit karena mengalami patah tulang usai dikeroyok oleh beberapa pelajar.

Buntut dari kejadian tersebut, Komisi D DPRD Kota Surabaya menggelar rapat komisi pada Jumat (10/03) dengan menghadirkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah SMPN 11 Surabaya, Polsek Semampir dan beberapa perwakilan dari wali murid yang bersangkutan.

Khusnul Khotimah S.Pdi., M.Pdi selaku Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya mengapresiasi adanya aduan yang disampaikan oleh masyarakat sehingga dapat dikawal dan diselesaikan secara bersama – sama serta tidak menimbulkan dampak yang berkepanjangan, “Saya bersyukur masyarakat aware sehingga berani menyampaikan kondisi yang terjadi sehingga upaya itu bisa diselesaikan bersama, jangan sampai hanya karena tidak menyampaikan lalu menimbulkan dampak yang berkepanjangan” ujarnya pada saat diwawancarai seusai Rapat Komisi D.

Khusnul juga mendorong untuk menggunakan pendekatan persuasif dan diselesaikan secara kekeluargaan sehingga kasus ini tidak sampai ke ranah hukum, “Saya berharap hal ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan, mengingat kasus ini melibatkan anak – anak usia belajar. Tentunya, kami sangat berharap bahwa ini diselesaikan dengan melakukan pendekatan persuasif,” ujar politisi fraksi PDI-Perjuangan.

“Saat ini sedang On the Track dalam pelaksanaan program Sekolahe Arek Suroboyo (SAS). Kami minta Dinas Pendidikan Kota Surabaya menggandeng kementerian agama untuk lebih meningkatkan sosialisasi dan melakukan monitoring langsung pada setiap sekolah yang dirasa memiliki potensi cukup tinggi”, sambungnya.

Program tersebut dirasa oleh Khusnul dapat menjadi sebuah momentum untuk melakukan penguatan karakter melalui sosialisasi dan melakukan monitoring langsung pada setiap sekolah dengan meminta Dinas Pendidikan menggandeng Kementerian Agama karena terdapat beberapa sekolah yang berbasis agama merupakan dibawah kewenangan kemenag.

Perlu diketahui, bahwa Pemerintah Kota Surabaya telah menggagas program Sekolahe Arek Suroboyo (SAS) sebagai komitmen pemkot untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya menciptakan ekosistem lingkungan sekolah Aman, Rekreatif, Edukatif, dan Kegotong-royongan yang berbasis potensi keunggulan sekolah.

“Belakangan ini sedang marak kasus kekerasan pada anak, sehingga kondisi ini menjadi pelecut bagi kita semua untuk bekerja lebih keras lagi”, pungkasnya. (mar)

Berita Terkait

Gaji Pokok Wakil Rakyat 2 Juta, Tapi Jabatan jadi Rebutan. Ini Rinciannya

Machmud : Yang Salah Harus Di Semprit, Komisi A Gelar Rapat dengan Bawaslu Kota Surabaya

sukoto pojokkiri.com

Bahas LKPJ Tahun 2022, Fraksi PSI Usul Kriteria Miskin Diperjelas

sukoto pojokkiri.com