Tulungagung, Pojok Kiri
Kondisi pasar ikan di Pasar Bandung, Tulungagung tampak kumuh dan jauh dari kata layak. Pemkab pun mengambil tindakan dengan memindahkan Pasar Bandung. Padahal, pasar ikan Bandung saat ini jadi pusat perdagangan ikan di Jawa Timur. Sementara untuk rencana relokasi bakal ditempatkan di Desa Suwaru, Kecamatan Bandung.
“Ini kita siapkan lokasinya, tahun depan kita bangun, mudah-mudahan satu tahun lagi (2021) kita sudah bisa pindah,” ujar Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo saat meninjau langsung keberadaan pasar ikan Bandung, Rabu (16/10/19).
Sementara terkait kumuhnya pasar serta untuk merehabilitasi air di sekitar pasar ikan yang mencemari air tanah sekitar pasar, Pemkab berencana menguras atau menyedot air limbah di pasar ikan. Penyedotan itu nantinya dilakukan setiap hari lalu ditreathment menggunakan IPAL (instalasi Pengolahan air Limbah).
“Penyedotan kita lakukan tiap hari, sehingga masyarakat yang komplain berkurang,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Bandung, Wiji Astuti membenarkan jika sumur warga di sekitar pasar ikan sudah tidak bisa digunakan lagi. Resapan air limbah pasar ikan telah membuat sumur warga baud dan tidak higienis.
“Ini karena limbah ikan,” ujarnya.
Bau menyengat dari ikan dirasakan oleh warga sejak awal pendirian pasar ikan ini. Pihaknya sudah beberapa kali mengajukan keluhan pada Pemkab namun baru ada tindakan nyata dari Pemkab Tulungagung.
“Sudah sering kita sampaikan keluhan, tapi ini akan segera di pindah,” tuturnya.
Setidaknya ada sekitar 100 KK yang terdampak oleh limbah ikan ini. Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, mereka menggunakan air PDAM.
Dari pemeriksaan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, air di sekitar pasar bandung selain tercemar bakteri juga tercemar logam berat. Sehingga air itu sepenuhnya sudah tidak bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari.(yon/lf)