Tulungagung Pojok Kiri – Tidak hanya razia anak punk, gepeng, pengamen dan tempat kos saja. Satpol PP Tulungagung juga merazia pelajar bolos sekolah dengan dinamainya bersama operasi cendekia.
Meski hanya berlangsung selama 2 hari yaitu pada tanggal 3 dan 4 Oktober saja. Namun, ini menjadi warning tersendiri bagi kalangan pelajar yang suka bolos sekolah.
Selama dua hari, mulai hari Rabu hingga Kamis kemarin, sebanyak 27 siswa sekolah tingkat SMP dan SMA terjaring razia Satpol PP Kabupaten Tulungagung saat berada di warung kopi (Warkop) saat jam efektif belajar.
“Operasi kali ini kita dinamakan operasi cendekia dan menemukan 23 siswa di dua lokasi (Plosokandang dan Ngunut). Tingkat SMP sebanyak 10 siswa dan SMA 13,” kata Kasi Informasi dan Publikasi Satpol PP Tulungagung, A. Nindya Putra, Jumat (4/10/2019).
Putra menyampaikan, ke 27 siswa tersebut diberikan pembinaan dilokasi serta mendatangkan pihak sekolah dan orang tua wali murid. “Kami mendatangkan pihak sekolah dan orang tua wali murid, jelasnya.
Selanjutnya Putra menjelaskan, pelajar tidak boleh menggunakan seragam sekolah pada saat jam sekolah atau pulang sekolah berada di warkop, pulang dulu dan harus ganti baju bebas.
“Tidak boleh menggunakan seragam sekolah pada jam efektif belajar dan harus pulang dulu, ganti pakaian bebas,” tandasnya.
Dari data yang dihumpun, razia yang dilaksanakan Satpol PP bersama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga tersebut tidak hanya berkutik di kawasan kota saja, namun hingga ke area warkop-warkop pinggiran.
Hari pertama, razia pelajar bolos sekolah menyasar Kawasan Kecamatan Kauman bahkan hingga Kecamatan Gondang. Kemudian hari kedua, saat menangkap 23 pelajar, berada di Kecamatan Kedungwaru warkop masuk Desa Plosokandang hingga Kecamatan Ngunut.
Dengan luasnya jangkauan Satpol PP tersebut, A. Nindya menjelaskan, jika razia pelajar di Tulungagung merupakan peringatan keras bagi pelajar yang bolos sekolah. Karena kalau ada yang terjaring membolos oleh Satpol PP, akab dibawa ke Mako Satpol PP Tulungagung.(yon/lf)